Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang
bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik
Pernyataan "semua bintang sinetron
berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah
diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas
juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Hipotesis
dan Teori
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap
masalah yang kan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan
suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan
hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan
(menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar
lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar
turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun
apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Analogi
Analogi dalam bahasa Indonesia ialah “kias”
(arab:qasa:mengukur, membandingkan). Berbicara tentang analogi adalah berbicara
tentang dua hal yang berlainan, Mundiri mengatakan analogi kadang-kadang
disebut juga analogi induktif yaitu proses penalaran dari suatu fenomena menuju
fenomena lain yang sejenis.
Analogi ada beberapa macam diantaranya:
1. analogi induktif
analogi induktif adalah analogi yang sdisusun berdasarkan persamaan
principal yang ada pada kedua fenomena, kemudian dicari kesimpulan bahwa apa
yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Bentuk
argument ini sebagaimana generalisasi tidak pernah menghasilkan kebenaran yang
mutlak
2. analogi deklaratif
analogi deklaratif disebut juga analogi penjelas yang merupakan m,etode
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samara,
dengan sesuatu yang sudah dikenal
Cara menilai analogi
1. sedikit banyak peristiwa sejenis yang dianalogikan
2. sedikit banyak aspek-aspek yang menjadi dasar analogi
3. sifat analogi yang kita buat
4. mempertimbangkan ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa
yang dianalogikan
5. relevan dan tidaknya masalah yang di analogikan
d. Analogi yang menyimpang
Meskipun analogi merupakan corak
penalaran yang popular namun tidak semua penalaran analogi benar. Ada masalah
yang tidak memenuhi syarat atau tidak bisa diterima meskipun sepintas sulit
bagi kita menunjukkan kekeliruannya.
1. Kekeliruan pertama adalah kekeliruan pada analogi induktif
2. Kekeliruan kedua adalah pada analogi deklaratif
Hubungan Kausal
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang
ilmu dan pengetahuan yang dengan sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan
pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain dan pasti antara segala kejadian,
serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan
kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai
konsekuensi dari yang pertama.
Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalam metode ilmiah,
ilmuwan merancang eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan nyata.
Tertanam dalam metode ilmiah adalah hipotesis tentang hubungan kausal. Tujuan
dari metode ilmiah adalah untuk menguji hipotesis tersebut.
Sumber :
http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar