Perusahaan
manapun pasti pernah mengalami konflik internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok,
sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang kecil sampai yang
besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi
antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang
strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh
lainnya dari konflik yang relatif besar yakni antara karyawan dan
manajemen. Secara kasat
mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak
konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan
besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena
tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Pengertian konflik berasal dari kata kerja Latin
configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan
Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol
akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik
Konflik
itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak
lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara
negatif. Faktor-faktor kondisi konflik (Robbins, Sthepen ,2003, Perilaku
Organisasi):
v Harus dirasakan oleh pihak terkait
v Merupakan masalah persepsi
v Ada oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam
penafsiran fakta, ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
v Interaksi negatif-bersilangan
v Ada peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.
Menurut Baden Eunson (Conflict Management,
2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:
Konflik
vertikal yang
terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen
menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi. Bentuk
konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya secara optimum,
mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen kompensasi dan
karir.
Konflik
Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada
tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah
tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi
penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
Konflik di
antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas
berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan.
Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam
jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang.
Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena
terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi
pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan
pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara
terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang
tepat.
Konflik
peran berupa
kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik
bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, pihak
karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem koordinasi yang tidak
jelas.
Contoh
kasus konflik kepentingan antara individu (pimpinan suatu perusahaan) dengan
kelompok (karyawan),yaitu penyalah gunaan kekuasaan untuk melakukan tindak
korupsi,seperti penggunaan asset perusahaan untuk kepentingan pribadi si
petinggi perusahaan. Korupsi jelas sangat bertentangan dengan hukum yang
berlaku. Tindak korupsi akan merusak dasar kepercayaan yang justru harus
diciptakan karena akan berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu perusahaan.
Dengan adanya tindak korupsi tersebut lambat laun perusahaan akan mengalami
kerugian dan bahkan terancam bangkrut. Untuk menghindarinya,biasanya perusahaan
mengambil kebijakan dengan mengurangi/mem-PHK karyawan-karyawannya ataupun
menunda pembayaran gaji mereka. Bila hal ini tidak segera diselesaikan tentu
saja akan memicu adanya konflik, karyawan-karyawan tersebut akan melakukan
mogok kerja,atau berdemonstrasi menuntut hak & kesejahteraan mereka.
Segala
tindak kejahatan dalam suatu perusahaan/organisasi harus memiliki
sanksi,misalkan dalam kasus korupsi tersebut dengan cara menurunkan pangkat
jabatannya, memberhentikannya ataupun mendendanya. Maka,dari itu
kejujuran,kedisiplinan dan kepatuhan dalam melaksanakan aturan sangat
diperlukan guna perbaikan kualitas suatu perusahaan/organisasi itu sendiri.
Para pimpinan dan semua anggota perusahaan/organisasi harus mengetahui secara
tegas bahwa kepatuhan terhadap peraturan adalah tanggunga jawab mereka.
Metode Penyelesaian
Konflik
Ada tiga metode
penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau penekanan,
kompromi, dan pemecahan masalah integratif.
Dominasi atau
penekanan. Dominasi atau penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
v Kekerasan
(forcing) yang bersifat penekanan otokratik.
v Penenangan
(smoothing), merupakan cara yang lebih diplomatis.
v Penghindaran
(avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas.
v Aturan
mayoritas (majority rule), mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok
dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.
v Kompromi,
manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat
diterima oleh pihak yang bertikai.
Sumber : #Google ,
#Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar